Dalam suasana menjelang Memorial Day, pasar minyak dunia terus menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Pada perdagangan Kamis, 23 Mei 2024, harga minyak mentah AS dan Brent mengalami penurunan untuk sesi keempat berturut-turut. Kondisi ini tercermin dari data perdagangan, dengan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli turun menjadi USD 76,87 per barel, mengalami penurunan sebesar 0,9 persen atau setara dengan 70 sen. Sementara itu, harga minyak Brent melemah menjadi USD 81,36 per barel, dengan penurunan 0,66 persen atau 54 sen.
Menilik kondisi ini, banyak analis pasar yang menyatakan bahwa harga minyak terus terjebak dalam tren penurunan sejak mencapai puncak tertingginya pada bulan April 2024. Kondisi ini sebagian disebabkan oleh meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang sebelumnya telah menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan harga minyak.
Namun, alasan utama di balik penurunan harga minyak saat ini adalah kehati-hatian investor terkait ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi di Amerika Serikat. Ekspektasi ini dianggap dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi AS dan pada gilirannya membebani permintaan minyak. Selain itu, kekhawatiran terhadap penumpukan persediaan minyak global setelah musim dingin juga mempengaruhi sentimen pasar.
Dalam konteks ini, analis komoditas dari UBS, Giovanni Staunovo, menyatakan bahwa pasar minyak menghadapi tantangan, tetapi juga menawarkan peluang. UBS memproyeksikan bahwa pasar minyak mengalami defisit, yang berpotensi mendorong harga minyak Brent naik hingga mencapai USD 91 per barel dalam beberapa bulan mendatang. Proyeksi ini didasarkan pada prediksi pertumbuhan permintaan yang sehat, mencapai 1,5 juta barel per hari pada tahun 2024, melebihi tingkat pertumbuhan jangka panjang sebesar 1,2 juta barel per hari.
Meskipun kondisi pasar saat ini menunjukkan penurunan harga, para pelaku pasar tetap memperhatikan dinamika geopolitik dan ekonomi yang mungkin memengaruhi harga minyak di masa depan. Dengan demikian, pasar minyak terus menjadi fokus perhatian global, sementara para investor berharap untuk melihat bagaimana faktor-faktor ini akan memengaruhi keseimbangan antara pasokan dan permintaan dalam beberapa bulan mendatang.