Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Sukabumi pada Rabu, 20 November 2024, menyebabkan bencana longsor, banjir, dan angin kencang. BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat ada 79 orang dari 27 kepala keluarga yang terdampak akibat bencana ini.
“Total ada 13 desa di delapan kecamatan yang terkena dampaknya. Beberapa rumah rusak, mulai dari ringan hingga sedang, dan satu keluarga terpaksa mengungsi ke rumah saudara,” kata Daeng Sutisna, Manajer Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi, Kamis (21/11/2024).
Longsor terjadi di beberapa tempat, seperti di Kampung Pasir Jeruk, Desa Nagrakjaya, Kecamatan Curugkembar, di mana hujan deras menyebabkan jalan terkikis dan jadi sulit dilalui. Hal yang sama juga terjadi di Kampung Cisarandi, Desa Lebaksari, Kecamatan Parakansalak, dengan tiga rumah rusak ringan akibat longsor sepanjang 15 meter.
“Di Kampung Cijangkar, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, longsor sepanjang 59 meter sempat menutup jalan, tapi sekarang sudah bisa dilewati setelah material longsor dibersihkan,” tambah Daeng.
Sementara itu, banjir terjadi di Desa Cijurey, Kecamatan Gegerbitung, dan Desa Kebonpedes, Kecamatan Kebonpedes. Di Kampung Lembur Tengah, sembilan kepala keluarga (32 orang) terdampak setelah delapan rumah terendam banjir. “Banjir juga merendam sawah-sawah warga, yang tentu saja akan berdampak pada sektor pertanian,” jelas Daeng.
Daeng mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan. “Jika hujan dengan intensitas tinggi terus turun, potensi longsor, banjir, dan pergerakan tanah masih bisa terjadi. Kami terus memantau kondisi cuaca dan dampaknya,” katanya.
BPBD Kabupaten Sukabumi telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk menangani dampak bencana. Bersama relawan, mereka bekerja untuk mengevakuasi material longsor, membantu warga terdampak, dan memperbaiki akses jalan yang sempat tertutup.
Hingga Kamis pagi (21/11/2024), sebagian besar wilayah yang terdampak sudah dalam kondisi terkendali. “Tapi, kami tetap minta warga tetap waspada, terutama di daerah-daerah rawan bencana,” tutup Daeng.