Desa Wisata Taro, yang terletak di Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Bali, baru saja meraih penghargaan The 4th ASEAN Community-Based Tourism (CBT) Award di Persada Johor Convention Centre, Johor Bahru, Malaysia pada Senin (20/1/2024). Penghargaan ini merupakan bagian dari rangkaian acara ASEAN Tourism Award (ATA) 2025. Perbekel Desa Taro, I Wayan Warka, bersama dengan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taro, I Wayan Gede Ardika, menerima penghargaan ini sebagai pengakuan atas kontribusi dan dedikasi Desa Taro dalam mengelola pariwisata berbasis masyarakat di tingkat ASEAN.
Menurut Warka, keberhasilan ini adalah hasil dari kerja keras masyarakat Desa Taro yang terus berinovasi dalam pengelolaan pariwisata berbasis lingkungan, budaya, dan kearifan lokal. Warka juga menekankan bahwa prestasi ini merupakan hasil dari perjalanan panjang Desa Taro dalam mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat, dan ia berharap Desa Taro dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam pelestarian budaya dan pengelolaan wisata yang berkelanjutan.
Desa Taro dinilai unggul dalam mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan, pengelolaan lingkungan, dan tata kelola desa yang solid. Desa ini dikenal dengan ikon lembu putih, warisan bersejarah yang hanya ditemukan di Desa Taro. Lembu putih menjadi simbol kebudayaan yang dilestarikan oleh masyarakat setempat dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
Selain itu, Desa Taro menawarkan berbagai atraksi wisata unik, seperti wisata kunang-kunang dan cooking class masakan khas Bali di Banjar Patas. Program-program ini berhasil menarik perhatian wisatawan mancanegara yang ingin merasakan pengalaman autentik. Hampir setiap banjar di Desa Wisata Taro memiliki fasilitas penginapan berbasis pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh rumah tangga setempat.
Melalui program ekowisata dan wisata budaya, Desa Taro berhasil meningkatkan pendapatan desa dan kesejahteraan masyarakat. Sebanyak 14 banjar di desa ini terus mengembangkan program wisata baru untuk menarik lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Prestasi ini memperkuat posisi Desa Wisata Taro sebagai destinasi unggulan yang unik dan eksklusif di Bali.
Penghargaan dari ASEAN ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Desa Taro, tetapi juga menunjukkan potensi besar desa-desa di Indonesia dalam mendukung pariwisata berbasis masyarakat di tingkat internasional. Semoga prestasi ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk terus berinovasi dan menjaga kelestarian budaya serta lingkungan dalam pengembangan pariwisata.