Satuan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) harus memiliki asesmen yang memperhatikan situasi anak didiknya secara khusus, bukan hanya secara umum dalam dunia pendidikan. Dalam upaya untuk meningkatkan pendampingan ABK, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pulang Pisau telah bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya dalam menyelenggarakan sosialisasi pendidikan vokasional.
Acara sosialisasi ini diadakan di Aula Banama Tingang Kantor Bupati pada hari Kamis, 1 Agustus 2024. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiah Palangka Raya, Haris Munandar, menyampaikan pentingnya pendampingan ABK yang tidak lagi bersifat struktural, namun harus dilakukan secara sistematis. Guru-guru perlu memiliki kompetensi dasar dalam melakukan asesmen terhadap ABK.
Menurut Haris, semua guru harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus. Masyarakat umumnya hanya mengenal ABK sebagai anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti tuna rungu, tuna wicara, atau tuna daksa. Namun, dalam dunia pendidikan, ABK dilihat sebagai anak-anak yang mengalami gangguan dalam belajar.
Pendekatan vokasional ini hadir untuk membekali para guru dalam mengidentifikasi ABK secara spesifik. Melalui materi yang diajarkan, para guru di tingkat SD hingga SMP diharapkan mampu mengenali dan bekerja sama dengan profesional untuk mendukung perkembangan ABK. Instrumen pembelajaran dan perancangan identifikasi ABK juga akan diberikan kepada para peserta.
Harapannya, para guru dapat mengidentifikasi kebutuhan ABK secara tepat dan bekerjasama dengan profesional, baik di sekolah inklusif maupun di Sekolah Luar Biasa (SLB). Dengan adanya pendampingan yang sistematis dan berbasis kompetensi, diharapkan kualitas pendidikan bagi ABK dapat lebih optimal dan memberikan kesempatan yang sama bagi mereka untuk berkembang sesuai dengan potensinya.