Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta menegaskan bahwa tidak akan ada praktik manipulasi nilai rapor dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2024. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta, Budi Awaluddin, setelah kasus skandal cuci rapor siswa di PPDB Depok 2024 terjadi.
Budi menyatakan bahwa sistem pendataan nilai rapor (Sidanira) sudah terintegrasi dengan baik. “Sejauh ini tidak ada indikasi adanya manipulasi nilai, karena nilai diambil secara otomatis oleh sistem Sidanira. Jadi, tidak mungkin terjadi manipulasi nilai,” ujar Budi saat dihubungi pada Kamis (18/7/2024).
Dia juga menegaskan bahwa kemungkinan adanya praktik manipulasi nilai sangat kecil di dalam aplikasi Sidanira. “Semua data diambil dari sistem sekolah, jadi prosesnya sangat transparan dan minim kemungkinan terjadi manipulasi nilai,” tambahnya.
Sebagai informasi, kasus manipulasi nilai rapor terjadi setelah 51 calon peserta didik lulusan SMP Negeri 19 Depok dinyatakan tidak lolos seleksi PPDB 2024 jalur prestasi rapor karena terbukti ada perbedaan nilai antara yang diunggah dan e-rapor. Kasus ini sedang dalam proses investigasi oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendikbudristek.
Dengan demikian, Disdik Provinsi DKI Jakarta telah mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah terjadinya praktik manipulasi nilai dalam proses PPDB 2024. Semua proses seleksi dilakukan secara transparan dan akurat melalui sistem Sidanira, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya kecurangan.
Masyarakat pun diharapkan dapat percaya sepenuhnya pada integritas dan profesionalisme Disdik Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan proses PPDB. Dengan adanya sistem yang terintegrasi dengan baik seperti Sidanira, diharapkan tidak akan ada lagi kasus manipulasi nilai rapor yang merugikan peserta didik dan orang tua.
Dengan langkah-langkah preventif yang telah diambil oleh Disdik Provinsi DKI Jakarta, diharapkan proses PPDB 2024 dapat berjalan lancar dan adil bagi semua pihak yang terlibat. Semoga kejadian seperti kasus skandal cuci rapor di Depok dapat dihindari di masa depan, dan integritas serta transparansi tetap menjadi prioritas utama dalam dunia pendidikan.