Mulai menjelang pertengahan bulan Juli 2024, daerah sekitar Pegunungan Dieng yang berada di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mengalami cuaca yang ditandai dengan munculnya embun es. Orang-orang yang tinggal di sekitar Daerah Dieng dan para pengunjung dihimbau untuk berhati-hati terhadap suhu yang rendah karena fenomena alam itu. Hal ini menjadi lebih penting dengan perkiraan dari Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo, Dudy Wardoyo, bahwa udara dingin yang bisa mencapai di bawah nol derajat celsius perlu diantisipasi.
Dudy Wardoyo menyatakan bahwa fenomena embun es di kawasan Dieng muncul setiap tahun dan biasanya berlangsung hingga awal September. Embun es yang sering dianggap sebagai keindahan alam tersendiri ini muncul pada Bulan Juli dan berlangsung hingga Agustus. Fenomena ini, yang dikenal sebagai embun upas, menjadi daya tarik sendiri bagi warga sekitar Dieng dan para wisatawan yang datang ke daerah tersebut.
Adanya embun di kawasan tropis seperti Dieng tentu memiliki dampak yang signifikan, baik secara positif maupun negatif. Dari segi positifnya, fenomena ini membuat Dieng semakin dikenal sebagai destinasi wisata alam yang unik. Embun es menambah pesona alam Dieng dan menarik minat para wisatawan untuk datang dan menjelajahi keindahannya. Dengan demikian, embun es dapat menjadi daya tambahan tarik bagi pariwisata Dieng dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Embun es juga dapat membawa dampak buruk bagi warga sekitar Dieng. Cuaca dingin yang disebabkan oleh embun beku dapat berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat setempat, terutama bagi mereka yang rentan terhadap penyakit yang terkait dengan cuaca dingin. Selain itu, efek embun es juga dapat merusak tanaman pertanian, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga setempat. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian yang serius dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi dampak negatif dari fenomena embun es ini.
Untuk mengantisipasi kemungkinan dampak buruk yang lebih parah, diperlukan langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan yang matang. Pemerintah daerah, seperti BPBD Wonosobo, dapat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai cara menghadapi cuaca dingin akibat embun es, serta menyiapkan fasilitas kesehatan dan bantuan darurat bagi yang membutuhkan. Selain itu, perlu juga perencanaan yang matang dalam menangani kemungkinan kerugian ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh fenomena ini, serta upaya pelestarian alam untuk menjaga keberlangsungan embun sebagai potensi wisata.
Oleh karena itu, fenomena embun es di kawasan Dieng merupakan suatu hal yang unik dan menarik, namun juga menimbulkan tantangan dan dampak yang perlu diatasi dengan bijaksana. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menjaga keberlangsungan alam dan kesejahteraan masyarakat lokal di tengah fenomena alam yang mengguncang tersebut. Jika dielola dengan baik, fenomena embun es ini dapat menjadi sumber daya alam yang bernilai dan memperkaya keberagaman alam Indonesia.