Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan bahwa ekspor komoditas udang masih mengalami penurunan. Menurut Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Erin Dwiyana, ekspor udang Indonesia mengalami penurunan signifikan sebesar 19,8% selama tahun 2023. Bahkan, untuk periode Januari-September 2024, terjadi penurunan ekspor udang hingga 8,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Erwin menyampaikan hal ini dalam Konferensi Pers di Gedung KKP, Jakarta Pusat pada Senin (28/10/2024). Dia menjelaskan bahwa penurunan ekspor terutama terjadi di pasar Amerika Serikat (AS) akibat tuduhan pelanggaran anti-dumping dan Countervailing Duties (CVD) yang sangat mempengaruhi ekspor komoditas udang Indonesia.
Menurutnya, pangsa pasar ekspor udang yang besar di AS tidak terlepas dari permintaan yang tinggi. Selama permintaan tetap tinggi di sana, ekspor udang akan terus berjalan menuju AS. Namun, dia juga melihat potensi ekspor udang ke negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
Dalam menghadapi situasi ini, pihak KKP sedang melakukan upaya untuk mencari pasar udang lain selain AS. Beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia memiliki potensi besar untuk produk udang beku dan olahan. Dengan demikian, pihak KKP berharap dapat meningkatkan ekspor udang ke negara-negara tersebut.
Meskipun terjadi penurunan ekspor udang ke AS, KKP tetap optimis dan berusaha untuk mengatasi tantangan ini. Mereka berkomitmen untuk terus mencari peluang baru dan memperluas pasar ekspor udang Indonesia. Dengan adanya potensi pasar di negara-negara lain, diharapkan ekspor udang Indonesia dapat kembali meningkat dan berkembang di masa mendatang.
Dengan demikian, KKP terus berupaya untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam ekspor udang dan memperluas pasar ekspor ke negara-negara lain. Dengan kerja keras dan inovasi, diharapkan ekspor komoditas udang Indonesia dapat kembali meraih kesuksesan dan memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian Indonesia.