Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta mencatat ada sekitar 14.501 orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di Jakarta sejak awal tahun sampai November 2024. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho, menjelaskan kalau sebagian besar PHK terjadi di sektor-sektor yang padat karya, seperti industri garmen.
“Sebagian besar memang di sektor padat karya. Tapi yang masih relatif stabil itu sektor industri makanan dan minuman, terus otomotif juga masih oke,” ungkap Hari saat ditemui di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (21/11), seperti dilansir detikcom.
Hari juga menambahkan bahwa Disnakertransgi terus berupaya agar mereka yang terkena PHK bisa segera mendapatkan pekerjaan baru. Salah satunya lewat program pelatihan kerja dan job fair yang rutin diadakan.
“Dengan pelatihan, mereka bisa beralih ke sektor lain yang lebih stabil, misalnya otomotif. Setelah dilatih dan dapat sertifikat, mereka diharapkan bisa segera bekerja lagi,” jelas Hari.
Selain itu, Kemnaker juga mencatatkan data bahwa sudah ada 64.288 orang yang terdampak PHK di seluruh Indonesia. Jakarta menjadi provinsi dengan angka PHK tertinggi, mencapai 14.501 orang, diikuti Jawa Tengah dengan 12.492 orang dan Banten sebanyak 10.702 orang.