UPTD Tahura Raden Soerjo mengizinkan pengunjung untuk mendaki Gunung Arjuno-Welirang mulai dari Sabtu (15/6/2024). Namun jumlah pendaki masih dibatasi untuk menjaga pemulihan ekosistem di gunung tersebut.
Kepala UPTD Tahura Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi menyatakan, jalur pendakian Gunung Arjuno-Welirang dibuka kembali karena kondisi kawasan pegunungan aman untuk dilalui pendaki. Keputusan untuk membatasi jumlah pendaki memastikan ekosistem gunung diberi kesempatan untuk pulih tanpa kewalahan oleh lalu lintas manusia. Kuota maksimal pendaki per hari ditetapkan sebanyak 350 orang, dan pendaki wajib mempersiapkan diri secara memadai dengan membaca dan memahami aturan SOP.
Gunung Arjuno-Welirang ditutup pada Rabu (13/3/2024) karena kondisi cuaca ekstrim yang mempengaruhi kawasan pegunungan. Penutupan tersebut sejalan dengan surat edaran yang dikeluarkan UPT Tahura Raden Soerjo bernomor 500.4.6.10/294/123.7.2/2024. Pertimbangan yang cermat terhadap dampak cuaca dan kemampuan gunung untuk menangani aktivitas manusia menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab.
Keputusan untuk membuka kembali jalur pendakian Gunung Arjuno-Welirang sambil membatasi jumlah pendaki mencerminkan pendekatan seimbang terhadap ekowisata berkelanjutan. Dengan mengizinkan akses ke gunung sambil mengendalikan arus pengunjung, UPTD Tahura Raden Soerjo dapat mencapai keseimbangan yang harmonis antara mendorong aktivitas luar ruangan dan menjaga ekosistem yang rapuh. Strategi ini tidak hanya melindungi keindahan alam gunung tetapi juga memungkinkan generasi mendatang untuk menghargai keajaibannya.
Aspek positif lainnya dari terbatasnya kuota bagi pendaki adalah potensi peningkatan langkah-langkah keselamatan di gunung. Dengan dibatasinya jumlah pengunjung setiap hari, pihak berwenang dapat menangani situasi darurat dengan lebih baik dan memastikan kesejahteraan para pendaki. Selain itu, arus pendaki yang terkendali mengurangi beban pada ekosistem, sehingga ekosistem dapat pulih dan berkembang dalam jangka panjang.
Namun, terdapat juga potensi kelemahan dalam membatasi jumlah pendaki di Gunung Arjuno-Welirang. Salah satu kekhawatirannya adalah permintaan izin pendakian mungkin melebihi kuota yang tersedia, sehingga menyebabkan kekecewaan di antara para pendaki yang tidak bisa mendapatkan tempat. Menyeimbangkan keinginan untuk melakukan eksplorasi alam terbuka dengan upaya konservasi adalah tugas rumit yang memerlukan pertimbangan matang dan perencanaan strategis.
Keputusan UPTD Tahura Raden Soerjo untuk membuka kembali jalur pendakian Gunung Arjuno-Welirang dengan jumlah pendaki terbatas menunjukkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam sekaligus menggalakkan rekreasi alam terbuka yang bertanggung jawab. Dengan menjaga keseimbangan antara konservasi dan pariwisata, pihak berwenang mengambil pendekatan proaktif untuk memastikan keberlanjutan kekayaan alam ini. Sebagai pengelola lahan, sangatlah penting untuk mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari tindakan kita dan membuat pilihan yang bermanfaat bagi lingkungan dan generasi mendatang.