Dalam langkah strategis untuk memanfaatkan potensi pariwisata Indonesia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berkolaborasi dengan Mohamed Ali Rashed Alabbar, pendiri Emaar Properties, dalam perjalanan lintas destinasi wisata Indonesia. Upaya kolaboratif mereka bertujuan untuk mendapatkan wawasan dari kesuksesan Alabbar dalam mengubah Dubai menjadi pusat pariwisata global.
Ekspedisi mereka dimulai di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana diskusi berpusat pada pengembangan Golo Mori menjadi destinasi ekowisata yang berkelanjutan. Dengan menekankan pelestarian alam, Erick dan Alabbar menjelajahi strategi untuk meniru kesuksesan Dubai sambil menjaga integritas lingkungan.
Beralih ke Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), keduanya mendalami inisiatif untuk menjadikan Mandalika sebagai destinasi pariwisata olahraga kelas dunia. Tak ketinggalan, kunjungan mereka bersamaan dengan eksplorasi Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, tempat acara bergengsi MotoGP, menandai ambisi Indonesia untuk menjadi tuan rumah spektakel olahraga terkemuka.
Beralih ke Bali, mereka mengkaji The Meru Sanur Hotel di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, menggambarkan sebagai landasan pengembangan pariwisata terpadu. Kunjungan ini menyoroti rencana akomodasi mewah, pusat konvensi, dan fasilitas kesehatan standar internasional yang diharapkan akan meningkatkan daya tarik pariwisata Bali.
Ibu Kota Negara (IKN): Memandang Masa Depan Indonesia
Perjalanan mereka berakhir di Ibu Kota Negara (IKN), ibu kota masa depan Indonesia. Melalui peninjauan proyek infrastruktur yang sedang berlangsung, termasuk distrik keuangan dan zona pariwisata, Erick dan Alabbar mendukung visi transformatif IKN yang diyakini akan memainkan peran sentral dalam lanskap sosial-ekonomi Indonesia.
Sebelum mengakhiri perjalanan mereka, keduanya mengunjungi Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, mengakui peran pentingnya sebagai pusat penerbangan Indonesia. Dengan mengapresiasi peran bandara ini dalam menguatkan pariwisata, mereka menyoroti potensi bandara tersebut untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama di Asia Tenggara, bersaing dengan negara-negara tetangga.
Sebelum kedatangan Alabbar ke Indonesia, Erick Thohir melakukan perjalanan ke Dubai, menggabungkan diplomasi dengan gastronomi. Di restoran terkenal Jaleo, Erick merayakan kehadiran pemuda Indonesia yang bekerja di sana, memuji kompetensi global mereka. Pertemuan kuliner ini menggarisbawahi kekuatan kuliner Indonesia sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan pertukaran budaya.
Kolaborasi antara Erick Thohir dan Mohamed Ali Rashed Alabbar memiliki implikasi mendalam bagi sektor pariwisata Indonesia. Dengan memanfaatkan keahlian Alabbar dan narasi sukses Dubai, Indonesia berupaya memperkuat posisinya sebagai pusat pariwisata global. Selain itu, diplomasi kuliner mencerminkan pendekatan multifaset Indonesia dalam pengembangan pariwisata, yang siap mendorong kebangkitan ekonomi.
Secara keseluruhan, sinergi antara Erick Thohir dan Mohamed Ali Rashed Alabbar menunjukkan sikap proaktif Indonesia dalam memanfaatkan potensi pariwisatanya, membuka jalan bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan pengakuan internasional.