Atraksi Wisata Terbaik dan Akses Baru di Bali

Peserta Race Across the World musim ke-4, sebuah kompetisi perjalanan wisata yang menarik, berlomba-lomba menjadi yang tercepat di tengah transportasi darat dan laut yang terbatas di Indonesia. Acara yang diselenggarakan oleh British Broadcasting Corporation (BBC) tersebut mengakhiri perjalanan mereka di Gili Meno, Nusa Tenggara Barat. Mereka juga mengunjungi Bukittinggi dan Jakarta dalam tiga episode terakhir tahun ini. Selain menampilkan keindahan alam Indonesia, kompetisi ini juga menyoroti tantangan akses transportasi yang dihadapi peserta. Rute, waktu, dan harga seringkali menjadi hal yang tidak pasti dalam perjalanan, mencerminkan pengalaman yang mungkin dialami oleh wisatawan mancanegara pada umumnya.

Ini adalah salah satu acara yang secara tidak langsung mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia selain Bali. Meskipun pariwisata masih terpusat di Bali, pemerintah telah meluncurkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) atau Bali Baru untuk mengalihkan kunjungan wisatawan ke destinasi lain di Indonesia. Namun, data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali masih mendominasi sebagian besar kunjungan wisman. Bagaimana cara mengatasi masalah overtourism dan mengurai konsentrasi kunjungan dari Bali?

Diversifikasi destinasi pariwisata sebenarnya sudah direncanakan sejak 13 tahun yang lalu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pariwisata Nasional (Ripparnas). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyusun pedoman pariwisata berkelanjutan untuk mendukung hal ini. Namun, Bali tetap menjadi tujuan utama bagi wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, karena keunikan budaya dan alamnya.

Tingginya kunjungan wisatawan ke Bali dapat menyebabkan gentrifikasi pariwisata dan masalah overtourism seperti yang terjadi di Barcelona, Spanyol. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan destinasi pariwisata lain di Indonesia agar beban kunjungan wisatawan terbagi merata. Keunikan atraksi wisata dan akses transportasi yang baik merupakan faktor utama dalam menarik minat wisatawan.

Pemerintah perlu memisahkan destinasi pariwisata yang perlu dioptimalkan kunjungan wisatanya, seperti Bali, dengan destinasi lain yang masih berkembang. Konektivitas antara destinasi pariwisata juga perlu ditingkatkan untuk memudahkan perjalanan wisatawan. Perbaikan akses transportasi, standar keselamatan, dan beragam opsi pembayaran harus menjadi prioritas dalam pengembangan pariwisata.

Isu lingkungan dan iklim global juga perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata. Wisatawan Eropa cenderung mengurangi perjalanan udara lintas benua karena alasan lingkungan. Oleh karena itu, pengelola destinasi perlu memikirkan strategi pemasaran untuk menarik wisatawan alternatif, seperti dari wilayah Asia-Pasifik.

Integrasi keunikan atraksi dan kualitas akses Bali Baru ke dalam skenario wisatawan alternatif menjadi kunci keberlanjutan ekonomi pariwisata. Dengan beragamnya destinasi pariwisata di Indonesia, diharapkan masalah overtourism dapat dihindari dan keberagaman budaya bangsa dapat terus terjaga. Semoga Ripparnas baru yang sedang dibahas dapat menjadi langkah positif dalam pengembangan pariwisata Indonesia.

By admin